A. Pendahuluan
Analisis dan Perancangan perangkat lunak
dengan pendekatan terstruktur atau dikenal dengan pendekatan berorientasi data
(Data Oriented Approach) adalah
pendekatan konvensional yang menitik beratkan permasalahan pada aliran Data,
yaitu: Arus Data (Data Flow) dan
Struktur Data (Data Structure).
Pendekatan ini sangat dominan untuk digunakan
dimasa-masa awal perkembangan rekayasa perangkat lunak. Untuk merancang PL
skala kecil dan menengah, perancangan menggunakan pendekatan terstruktur masih
layak digunakan, karena lingkup permasalahan masih bisa ditangani dengan
melihat kebutuhan data yang akan digunakan. Tapi, jika lingkup permasalahannya
cukup besar, misalnya untuk perancangan PL yang besar maka akan mengalami
kesulitan dalam menentukan prioritas pengembangan baik pada saat analisis
maupun perancangan, yaitu tahapan sebelum tahapan implementasi dan pengujian
dilakukan.
Baca Selengkapnya!!!
Baca Selengkapnya!!!
B.
Tahap Analisis
Hal
yang utama dalam tahap ini adalah pendefinisian kebutuhan perangkat lunak.
Proses rekayasa ini meliputi Pengidentifikasian kebutuhan, Perbaikan
identifikasi kebutuhan, Pemodelan, dan Spesifikasi kebutuhan. Model data yang
dibutuhkan dalam tahap analisis adalah Aliran informasi dan kontrol, dan
Tingkah laku sistem saat dioperasikan dibangun. Kemudian lebih lanjut lagi,
alternatif solusi dapat diajukan kepada costomer.
Mengapa
proses ini diperlukan? Tentu kita tidak ingin membangun perangkat lunak yang
banyak memiliki kesalahan, banyak aspek kebutuhan yang tidak terungkap, banyak
faktor lingkungan yang berpengaruh yang tidak dianalisis, membutuhkan waktu
pengembangan yang sangat lama dan menghabiskan banyak biaya karena kecerobohan,
yang akhirnya juga berakibat kepada ketidakpuasan customer. Oleh karena
itu, kita membutuhkan analisis kebutuhan perangkat lunak
.
Kita perlu
mengetahui prinsip-prinsip analisis, yaitu:
1. Domain
masalah harus dapat direpresentasikan dan dipahami
2.
Fungsi-fungsi yang harus dimiliki oleh perangkat lunak nantinya harus dapat
ditentukan.
3.
Tingkah laku perangkat lunak saat dioperasikan sebagai aksi dari input pemakai
atau lingkungan harus dapat didefinisikan.
4. Model
yang menggambarkan informasi, fungsi, dan tingkah laku perlu di dekomposisi
sehingga semua detil informasi, fungsi, dan tingkah
laku yang ada dapat diungkap.
5.Proses
analisis sebaiknya dimulai dari informasi-informasi yang penting sampai ke
detil implementasi.
Kemudian
bila programmer dipaksa untuk mengerjakan (mengimplementasikan) perangkat lunak
yang spesifikasinya tidak lengkap, tidak konsisten, dan menyesatkan akan
mengalami kebingungan dan frustasi dan hasilnya adalah implementasi yang tidak
menentu. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak merupakan cara untuk mengarahkan
ke pembanguna perangkat lunak yang berhasil dengan baik.
Tujuan
tahap analisis adalah:
1. Menjabarkan kebutuhan pemakai
2. Meletakkan dasar-dasar untuk
proses perancangan PL
3. Mendefinisikan semua kebutuhan
pemakai sesuai dengan lingkup kontrak yang disepakati kedua belah pihak.
Aktivitas yang dilakukan:
1. Pendefinisian lingkup perangkat
lunak
2.
Identifikasi dan pengumpulan
kebutuhan perangkat lunak
3.
Pemodelan data
4.
Pemodelan fungsional
5.
Pemodelan status/kelakuan
Pendefinisian Lingkup Perangkat
Lunak
Pendifinisian lingkup perangkat
lunak adalah aktifitas penyelidikan awal untuk menentukan rincian perangkat
lunak yang akan dibangun, lingkungan luar tempat dimana sistem yang akan
dibangun digunakan. Kegiatan pada tahap ini lebih kearah Memanajemen kegiatan
pembangunan perangkat lunak. Lebih lanjut akan dipelajari pada matakuliah MPPL
(Manajemen Proyek Perangkat Lunak) atau pada matakuliah PSPL (Pengembangan
Sistem Perangkat Lunak)
Identifikasi dan Pengumpulan
Kebutuhan Perangkat Lunak
Identifikasi dan pengumpulan kebutuhan perangkat lunak adalah
aktifitas untuk mencari, mengidentifikasi, mengumpulkan, dan menentukan
kebutuhan dari perangkat lunak yang akan dibangun dengan cara melakukan
komunikasi dengan pengguna atau customer. Lebih lanjut akan dipelajari pada matakuliah MPPL (Manajemen Proyek
Perangkat Lunak) / PSPL (Pengembangan Sistem Perangkat Lunak).
Pemodelan Data
Pemodelan data befungsi untuk mendeskripsikan data yang
terlibat dalam perangkat lunak. Secara struktural pemodelan data ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Struktur Pemodelan Analisis
Piranti yang digunakan untuk menjelaskan
pemodelan data yaitu:
1. ERD (Entity Relationship Diagram):
Merupakan diagram yang menyatakan keterhubungan antar objek data
2. DOD (Data
Object Description): Merupakan deskripsi atribut dari
setiap objek data.
3. Kamus Data (Data Dictionary):
Deskripsi semua objek data yang dibutuhkan maupun yang dihasilkan oleh
perangkat lunak.
Ada beberapa batasan yang harus diperhatikan dalam membuat dan
merepresentasikan diagram konteks, yaitu:
Langkah pemetaan untuk jenis aliran Transaksional:
Jenis antarmuka yang diperlukan:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang antarmuka di layar: (MK IMK)
Perancangan antarmuka dapat dilakukan dengan:
1. Pengujian
Kategori pengujian pada perangkat lunak meliputi:
2. Konversi
3. Instalasi
4. Pelatihan
1. ERD (Entity Relationship
Diagram)
Diagram
Relasi Entitas (ERD-Entity Relationship
Diagram) adalah suatu diagram yang menggambarkan relasi atau hubungan antar
objek. Relasi antar objek dihubungkan dengan garis, ada banyak relasi, diantaranya
adalah hubungan satu ke banyak (one to
many relationship) dan hubungan dari satu ke satu (one to one relationship). Diagram tersebut dinyatakan dalam
simbol-simbol atau menggunakan notasi-notasi yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Contoh:
Rincian pada gambar diatas terdapat sebagai berikut:
1. Entitas Mahasiswa: Atribut (NRP, NamaMHS, JKelamin)
2. Entitas Matakuliah: Atribut (KodeMK, NamaMK, SKS)
3. Relasi Meminjam: Atribut (NRP, KodeMK, Nilai)
4. Kardinalitas 1/n: Seorang mahasiswa dapat mengambil 1 atau lebih
matakuliah.
Penggambaran Atribut pada ER Diagram dapat
dihilangkan, dengan memberikan keterangan tambahan berupa paparan atribut pada
setiap entitas dan relasi yang muncul.
1.
DOD (Data Object Description)
Deskripsi Objek Data (DOD-Data Object Description) merupakan
bagian dari ERD (Entity Relational
Diagram) yang telah dirancang. DOD menyimpan keterangan semua atribut
entitas dan relasi yang muncul pada tahap perancangan ERD. DOD dapat
direpresentasikan dalam bentuk tabel.
Contoh:
3.
Data Dictionary
Menyimpan semua objek data yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh
perangkat lunak. Biasanya pembuatan kamus data dilakukan setelah Pemodelan
fungsional dan pemodelan status dan kelakuan selesai dibuat.
Pemodelan Fungsional
Pemodelan Fungsional adalah Mendeskripsikan seluruh fungsi
yang terlibat di dalam perangkat lunak.
Piranti yang digunakan pada pemodelan fungsional adalah:
1. Context Diagram, Merepresentasikan
sistem sebagai sebuah black box terhadap lingkungan sekitar yang
berhubungan dengan sistem tersebut.
2. DFD (Data Flow Diagram), Menggambarkan bagaimana data ditransformasikan
dalam perangkat lunak serta menggambarkan fungsi-fungsi yang mentransformasikan
data.
3. Process Specification, Merupakan
deskripsi detil dari fungsi elementer (fungsi yang tidak dapat didekomposisi
lagi dalam DFD).
Informasi (data) bergerak mengalir dalam perangkat lunak.
Informasi atau data tersebut
dapat mengalami transformasi di dalam perangkat
lunak. Data Flow Diagram adalah
representasi grafis yang menggambarkan
aliran dan transformasi informasi/data dari
input ke output.
- Context Diagram
1. Entity tidak dapat berhubungan
(bertukar data) langsung dengan data store, harus melalui suatu proses.
3.
Data store harus ada yang mengisi
dan yang memanfaatkan. Tidak boleh hanya diisi saja atau dimanfaatkan saja,
harus ada proses yang mengisi dan memanfaatkannya.
- Data Flow Diagram
Diagram Alir Data atau DFD (Data Flow Diagram) merupakan penjelasan
rinci dari Diagram Konteks yang menggambarkan bagaimana proses aliran data
terjadi dalam sistem Online Buku Elektronik. Data Flow Diagram menjelaskan
tentang aliran data masuk, data keluar dan proses penyuntingan file yang digunakan.
Diagram tersebut dinyatakan dalam simbol-simbol atau menggunakan notasi-notasi
yang dapat dilihat pada tabel Simbol. Penjelasan DFD terdiri dari level-level,
masing-masing level menjelaskan level sebelumnya.
- Process Specification
Spesifikasi Proses atau Process Specification termasuk dalam SRS
(Software Requirements Specification)
merupakan deskripsi detil dan lengkap dari fungsi elementer. Fungsi Elementer
adalah fungsi-fungsi atau proses-proses yang tidak dapat didekomposisi lagi
dalam Diagram Alir Data atau DFD (Data
Flow Diagram).
Pemodelan Status/ Kelakuan
Pemodelan Status / Kelakuan adalah tahapan analsis untuk mendeskripsikan status sistem yang dapat muncul ketika perangkat lunak digunakan. Contoh mengenai pemodelan status kelakuan dapat dilihat pada subjudul Studi Kasus.
Pemodelan Status / Kelakuan adalah tahapan analsis untuk mendeskripsikan status sistem yang dapat muncul ketika perangkat lunak digunakan. Contoh mengenai pemodelan status kelakuan dapat dilihat pada subjudul Studi Kasus.
- Tahap Perancangan / Design
Tahap desain merupakan tahap
rekayasa yang merepresentasikan perangkat lunak yang akan dibangun. Desain
dapat digunakan untuk menelusuri dan mengecek kebutuhan customer dan
sekaligus dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai kualitas perangkat luak.
Bila kita pernah mendengar cetak
biru dari sebuah gedung yang dapat digunakan sebagai dasar pembangunan gedung,
pedoman penelusuran sesuatu bila dibutuhkan nanti, dan pedoman untuk melakukan
perbaikan dan renovasi, maka begitu pula dengan perangkat lunak. Perangkat
lunak lebih komplek dari sebuah rumah besar. Maka dari itu, perangkat lunak
juga dan bahkan sangat membutuhkan cetak biru bangunan perangkat lunak,
yaitu desain atau perancangan.
Fungsi tahap perancangan perangkat lunak
adalah:
1.
Pengembangan spesifikasi
perangkat lunak
2.
Penjabaran bagaimana PL
dapat berfungsi
3.
Penjabaran bagaimana
spesifikasi perangkat lunak dapat diimplementasikan
Selama proses perancangan, kualitas
perancangan selalu dipantau melalui ‘Review Teknis Formal’ dan dibahas bersama
antara customer dan pengembang.
Menurut McGlaughlin, petuntuk untuk evaluasi kualitas
perancangan yaitu sebagai berikut:
1. Perancanan harus
mengimplementasikan semua kebutuhan perangkat lunak yang disebut eksplisit
dalam SRS (software requirements specifications), sekaligus
mengakomodasi semua kebutuhan implisit dari SRS.
2. Harus readabel (mudah
dibaca dan dipahami) oleh programmer, tester, dan pelaku perawatan
perangkat lunak.
3. Harus menyediakan gambaran
lengkap perangkat lunak, meliputi model data, fungsi, dan kelakuan perangkat
lunak dari sudut pandang implementasi.
Adapun prinsip-prinsip perancangan perangkat lunak
adalah:
1.
Mempertimbangkan beberapa
alternatif model solusi
2.
Traceable
(dapat dicek dan dirunut) terhadap model analisis
3.
Mempertimbangkan dan menghasilkan
komponen yang dapat digunakan ulang (reusable).
4.
Meminimasi kesenjangan antara
perangkat lunak dengan kondisi nyata.
5.
Memperlihatkan keseragaman
perancangan.
6.
Memperlihatkan integerasi.
7.
Mengakomodasi perubahan.
8.
Mengakomodasi kondisi-kondisi
insedental yang mingkin muncul.
9.
Abstraksi yang lebih detil dari
analisis, tetapi lebih tinggi (general) dari coding.
10.
Dapat terukur kualitasnya.
11.
Harus di-review untuk
meminimasi kesalahan semantik.
Tahapan perancangan (desain) yaitu:
1.
Perancangan Data
2.
Perancangan Arsitektur
3.
Perancangan Antarmuka
4.
Perancangan Prosedur
Dengan melakukan tahapan-tahapan tersebut,
akan dihasilkan dokumen perancangan (Software Design Document = SDD),
yang berisi:
1.
Ruang lingkup
2.
Prancangan data
3.
Perancangan Arsitektur
4.
Perancangan antarmuka
5.
Perancangan prosedur
6.
Kebutuhan lain
7.
Persiapan pengujian
8.
Catatan khusus
Hubungan tahap Analisis dengan tahapan
Perancangan menggunakan Metode Terstruktur dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Perancangan Data
Perancangan data mentransformasikan model domain informasi
yang dibangun dalam tahap analisis ke dalam struktur data yang akan dibutuhkan
dalam implementasi (coding) perangkat lunak.
Objek data dan relasi yang didefinisikan dalam ER diagram serta detil data yang dijabarkan di dalam kamus data merupakan basis pengembangan perancangan data ini.
Objek data dan relasi yang didefinisikan dalam ER diagram serta detil data yang dijabarkan di dalam kamus data merupakan basis pengembangan perancangan data ini.
Dalam perancangan data, yang dilakukan adalah:
1. Pemilihan representasi lojik dari
objek data yang ditemukan pada proses analisis
2. Perbaikan (refinement)
terhadap kamus data menjadi:
- struktur data tertentu (array,
list, dll.)
- struktur file tertentu
- basisdata lengkap dengan fieldnya
Petunjuk teknis perancangan data:
1. Menerapkan prinsip-prinsip
analisis sistematis (pada tahap analisis)
2. Mengidentifikasikan semua
struktur data dan prosedur yang akan digunakan dalam pengaksesan data tersebut.
3. Me-refine isi kamus data (data
dictionary).
4. Menunda perancangan data yang “low level” sampai di akhir proses perancangan.
4. Menunda perancangan data yang “low level” sampai di akhir proses perancangan.
5.
Merepresentasikan struktur data
sedemikian rupa sehingga hanya modul yang
menggunakan data tersebut yang dapat mengaksesnya.
6.
Membangun pustaka untuk struktur
data dan prosedur yang sering digunakan.
Hasil perancangan data adalah:
1.
Struktur data yang siap diprogram
2.
Struktur basis data yang siap
dibuat oleh pemrogram
3.
Prosedur atau operasi untuk
pengaksesan data yang telah siap diprogram.
2. Perancangan Arsitektur
Perancangan Arsitektur merepresentasikan struktur data dan
komponen program yang dibutuhkan untuk membangun sistem yang berbasis komponen.
Ketika kita berbicara tentang cetak biru
sebuah bangunan, bangunan juga memiliki sebuah struktur arsitektur. Struktur
arsitektur bangunan merepresentasikan cara mengintagrasikan komponen-komponen
yang ada sehingga menjadi kesatuan yang kokoh. Struktur bangunan juga
mempertimbangkan interaksinya dengan lingkungan sekitar. Struktur ini
memudahkan pembangun untuk mengaplikasikan kebutuhan customer sehingga
memenuhi keinginannya.
Begitu pula dengan perangkat lunak.
Representasi struktur arsitektur perangkat lunak ini dapat mempermudah
pengembang untuk:
1.
Menganalisa efektivitas desain
dalam memenuhi kebutuhan perangkat lunak yang telah ditentukan dalam tahap
analisis
2.
Mempertimbangkan alternatif
perubahan pada desain kebutuhan perangkat lunak. Dengan melihat struktur
perangkat lunak dapat diketahui di modul apa yang perlu dilakukan modifikasi,
dan modifikasi tersebut akan berpengaruh pada modul apa.
3.
Meminimasi resiko pengembangan
perangkat lunak.
Tujuan utama perancangan arsitektur adalah:
1.
Membangun struktur program yang
modular.
2. Merepresentasikan hubungan antar
modul. (modul adalah kumpulan fungsional kebutuhan perangkat lunak yang relatif
independent terhadap kumpulan fungsional kebutuhan perangkat lunak yang lain.
Contoh, dalam stugi kasus membuat sistem Sistem Perpustakaan SMK TIKOM IBNU
SIENA terdapat modul untuk menangani operasi dan transaksi terhadap buku,
terdapat modul untuk menangani operasi dan transaksi terhadap anggota, dsb).
3.
Memadukan struktur program dan
struktur data.
4. Mendefinisikan antarmuka yang
memungkinkan data dapat mengalir pada seluruh program.
Proses yang dilakukan yaitu mengubah aliran informasi (yang
direpresentasikan dengan DFD) menjadi struktur perangkat lunak. Langkahnya:
1. Menentukan jenis aliran informasi
(dalam sebuah perangkat lunak aliran transformasional dan transaksional dapat digunakan
bersama-sama)
2.
Menentukan batas aliran informasi
3.
Pemetaan DFD ke struktur program
Jenis Aliran informasi:
1.
Aliran Transformasional
Ciri-ciri jenis aliran Transformasional:
1.
Ada
input dari entitas eksternal, lalu diproses dalam sistem, kemudian sistem
menghasilkan output kembali ke entitas eksternal.
2.
Dilakukan secara berurutan
(sequensial)
Langkah pemetaan untuk jenis aliran
Transformasional:
1.
Kaji ulang model sistem dasarnya
2.
Kaji ulang dan perhalus DFD-nya
3.
Tentukan apakah DFD memiliki
jenis aliran transaksional
4.
Isolasi pusat transaksi dengan
menentukan batas aliran incoming dan outgoing.
5.
Lakukan faktorisasi
6.
Perhalus struktur program
Ciri-ciri
jenis aliran Transaksional:
1.
Terdapat input atau transaksi
yang dapat memicu jalur aliran data yang lain.
2.
Aliran data merupakan transaksi
pemilihan jalur aksi informasi.
Langkah pemetaan untuk jenis aliran Transaksional:
1.
Kaji ulang model sistem dasarnya
2.
Kaji ulang dan perhalus DFD-nya
3.
Tentukan pusat transaksi dan
jenis aliran di sepanjang setiap jalur aksi.
4.
Lakukan faktorisasi
5.
Perhalus struktur program
3. Perancangan Antarmuka
Fokus
perancangan antarmuka:
1.
Antarmuka antar modul-modul
perangkat lunak
2.
Antarmuka antara perangkat lunak
dengan sumber informasi selain manusia
3.
Antarmuka dengan pengguna
(manusia)
Jenis antarmuka yang diperlukan:
1.
Antarmuka untuk input parameter
proses -> layar.
2.
Antarmuka untuk output proses
-> layar
3.
Antarmuka untuk input data ->
layar maupun parameter passing
4.
Antarmuka untuk output data ->
layar maupun parameter passing
5.
Antarmuka untuk pesan-pesan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang antarmuka di layar: (MK IMK)
1.
Harus konsisten (warna, font,
bahasa, layout, dsb).
2.
Memberikan umpan balik ke
pengguna.
3.
Meminta verifikasi untuk semua
aksi destruktif penting
4.
Memungkinkan aksi reversal
(balikan)
5.
Mengurangi jumlah informasi yang
harus diingat antar aksi.
6.
Efisiensi dialog, gerak, dan
pikiran pengguna.
7.
Mengelompokkan aktivitas
berdasarkan fungsi dan mengatur layar sesuai dengan pengelompokan tersebut.
8.
Sediakan bantuan (help)
yang mudah navigasinya dan bila memungkinkan help yang sensitive terhadap
konteks pengguna meminta bantuan.
9.
Perhatikan representasi data,
sesuaikan dengan fungsi pengguna. Contoh pengguna level manajerial lebih
membutuhkan diagram/grafik daripada detil data dalam tabel.
10.
Pesan kesalahan harus spesifik
dan berarti, beri saran juga.
11.
Minimalisasi jumlah aksi masukan
yang diperlukan.
12.
Sesuaikan dengan
kebiasaan/kebutuhan user, misalnya:
-
clerk-keyboard,
manajer-mouse
-
clerk-input,
pembuat keputusan – update/delete
Perancangan antarmuka dapat dilakukan dengan:
1.
Manual pada kertas
2. Dengan memanfaatkan CASE Tools
(contoh AppModeller pada PowerDesigner).
Hasil perancangan antarmuka:
1. Definisi antarmuka modul yang
siap untuk diprogram.
2.
Definisi/format rancangan layar
yang siap diimplementasikan
4. Perancangan Prosedur
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam
proses perancangan. Pada tahap ini dibangun algoritma (pseudo-code, program
design language) yang siap diprogram dengan mengacu pada:
1.
Struktur data yang dibuat pada
perancangan data
2.
Struktur modul dan kendali
perangkat lunak yang dibangun pada saat merancang struktur arsitektur perangkat
lunak.
3.
Struktur dan perancangan menu
atau format tampilan layar yang diperoleh pada parancangan antarmuka.
- Tahap Implementasi
Tahapan Implementasi adalah tahapan dalam rekayasa perangkat
lunak yang dilakukan setelah tahapan Analisis dan Perancangan telah sempurna,
dalam artian sudah selesai dan telah siap untuk dibuat dalam sebuah sistem.
Dalam tahapan implementasi, bagian terpenting yang perlu diperhatikan adalah:
Pengujian (Testing), Konversi,
Instalasi dan Pelatihan.
1. Pengujian
Testing adalah proses mengeksekusi keseluruhan program atau
sistem secara intensif dengan maksud mencari kesalahan-kesalahan. Testing
dilakukan tidak hanya untuk mendapatkan program yang benar, namun juga
memastikan bahwa program tersebut bebas dari segala kesalahan-kesalahan dalam
berbagai kondisi. Tahapan ini akan terpengaruh oleh tahapan Coding atau
pembuatan program, jika pada saat pengkodean dilakukan dengan baik, maka waktu
yang digunakan untuk testing juga semakin sedikit.
Kategori pengujian pada perangkat lunak meliputi:
1.
Functional, pengujian dilakukan
untuk memastikan bahwa sistem dapat menjalankan fungsi secara normal. Dilakukan
dengan cara memberikan input terhadap sistem dan meneliti output yang
dihasilkan.
2.
Recovery, pengujian dilakukan
untuk memastikan bahwa sistem dapat melakukan recovery terhadap berbagai jenis
kesalahan atau kegagalan. Dilakukan dengan cara mensimulasikan berbagai
kesalahan atau kegagalan, seperti kegagalan listrik, sistem operasi dan
lainnya.
3.
Performance, pengujian dilakukan
untuk memastikan bahwa sistem dapat memenuhi persyaratan kinerja yang sesuai.
Menurut Myers, jenis program testing dapat dibedakan menjadi:
1.
Module Test, test permodul dalam
lingkungan yang tertutup
2.
Integration Test, verifikasi
antarmuka modul dan bagian sistem
3.
External Function Test,
verifikasi fungsi-fungsi eksternal
4.
System Test, verifikasi dan valdasi
kerja sistem dalam lingkungan yang dibuat secara khusus
5.
Acceptance Test, validasi sistem
dan persyaratan pengguna
6.
Instalation Test, untuk mencari
kesalahan yang dibuat pada proses instalasi
7.
Simulation Test, mencoba meniru
keadaan pada lingkungan tempat sistem tersebut akan dijalankan
8.
Field Test, dilakukan pada
lingkungan pemakaian pada kondisi yang sebenarnya.
2. Konversi
Konversi adalah suatu perubahan yang dapat meliputi berbagai
hal, misalnya konversi program/sistem dan konversi data. Ada bebeapa hal yang perlu diperhatikan dalam
konversi data dan konversi program yaitu:
1. Konversi Data
i. Dalam
konversi data ada perubahan dari sistem lama ke sistem baru
ii. Perlu
diingat bahwa data dalam sistem yang lama masih mungkin mengandung kesalahan
iii. Harus
berhati-hati dengan adanya perubahan domain data pada sistem yang baru,
misalnya: perubahan sistem pengkodean, perubahan range.
iv. Pada
umumnya ditempuh dengan cara membuat suatu program atau sistem khusus untuk
keperluan konversi, akan tetapi pada banyak kasus tetap harus dibantu
justifikasi oleh manusia.
2.
Konversi Program
a.
Konversi jarang sekali dilakukan
kecuali dalam situasi yang khusus.
b.
Biasanya dengan alasan (biaya dan
sistem masih baik) bahwa ada bagian dari sistem lama yang harus diintegrasikan
dengan atau ke sistem yang baru. Bagian-bagian yang bersangkutan tidak
dirancang kembali.
c.
Diperlukan semacam justifikasi
tingkat kesulitan konversi. Ada
bentuk konversi yang agak ringan, misalnya pemindahan jenis sistem operasi.
3. Instalasi
Instalasi merupakan proses implementasi yang sangat penting
karena sistem siap dicoba kedalam lingkungan yang baru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
1.
Mempersiapkan Sistem Penunjang,
komponen yang terlibat adalah:
a.
Bangunan/gedung/ruangan
b.
Sistem tenaga listrik
c.
Sistem telekomunikasi (telepon,
radio, satelit)
d.
Sistem kondisi lingkungan (ac)
e.
Sistem keselamatan kerja dan
keamanan fisik (petir, banjir, kebakaran)
2.
Mempersiapkan Hardware, hal yang
harus diperhatikan adalah:
a.
Disusun suatu prosedur instalasi
yang dilengkapi jenis test pada setiap kegiatan
b.
Harus ada Aceeptance Test yang
disetujui oleh semua pihak yang terlibat
c.
Jika perlu dapat dipergunakan
diagnostic software.
3.
Mempersiapkan Software, hal yang
harus diperhatikan adalah:
a. Sama dengan point a dan b dalam
mempersiapkan hardware
b.
Perlu adanya pengukuran kinerja
sistem secara keseluruhan(Benchmarking)
4. Pelatihan
Pelatihan adalah suatu usaha untuk memperkenalkan sistem yang
baru ke klien atau suatu kelompok/organisasi. Dalam pelatihan ini
perubahan-perubahan yang terjadi dalam sebuah sistem harus diketahui oleh orang
yang akan menggunakan sistem tersebut.
0 comments:
Posting Komentar