5 November 2015

Analisa dan Perancangan Dengan Pendekatan Terstruktur

A. Pendahuluan
Analisis dan Perancangan perangkat lunak dengan pendekatan terstruktur atau dikenal dengan pendekatan berorientasi data (Data Oriented Approach) adalah pendekatan konvensional yang menitik beratkan permasalahan pada aliran Data, yaitu: Arus Data (Data Flow) dan Struktur Data (Data Structure).
Pendekatan ini sangat dominan untuk digunakan dimasa-masa awal perkembangan rekayasa perangkat lunak. Untuk merancang PL skala kecil dan menengah, perancangan menggunakan pendekatan terstruktur masih layak digunakan, karena lingkup permasalahan masih bisa ditangani dengan melihat kebutuhan data yang akan digunakan. Tapi, jika lingkup permasalahannya cukup besar, misalnya untuk perancangan PL yang besar maka akan mengalami kesulitan dalam menentukan prioritas pengembangan baik pada saat analisis maupun perancangan, yaitu tahapan sebelum tahapan implementasi dan pengujian dilakukan.
Baca Selengkapnya!!!
B. Tahap Analisis
Hal yang utama dalam tahap ini adalah pendefinisian kebutuhan perangkat lunak. Proses rekayasa ini meliputi Pengidentifikasian kebutuhan, Perbaikan identifikasi kebutuhan, Pemodelan, dan Spesifikasi kebutuhan. Model data yang dibutuhkan dalam tahap analisis adalah Aliran informasi dan kontrol, dan Tingkah laku sistem saat dioperasikan dibangun. Kemudian lebih lanjut lagi, alternatif solusi dapat diajukan kepada costomer.

Mengapa proses ini diperlukan? Tentu kita tidak ingin membangun perangkat lunak yang banyak memiliki kesalahan, banyak aspek kebutuhan yang tidak terungkap, banyak faktor lingkungan yang berpengaruh yang tidak dianalisis, membutuhkan waktu pengembangan yang sangat lama dan menghabiskan banyak biaya karena kecerobohan, yang akhirnya juga berakibat kepada ketidakpuasan customer. Oleh karena itu, kita membutuhkan analisis kebutuhan perangkat lunak
.
Kita perlu mengetahui prinsip-prinsip analisis, yaitu:
1. Domain masalah harus dapat direpresentasikan dan dipahami
2. Fungsi-fungsi yang harus dimiliki oleh perangkat lunak nantinya harus dapat ditentukan.
3. Tingkah laku perangkat lunak saat dioperasikan sebagai aksi dari input pemakai atau lingkungan harus dapat didefinisikan.
4. Model yang menggambarkan informasi, fungsi, dan tingkah laku perlu di dekomposisi sehingga semua detil informasi, fungsi, dan tingkah laku yang ada dapat diungkap.
5.Proses analisis sebaiknya dimulai dari informasi-informasi yang penting sampai ke detil implementasi.

Kemudian bila programmer dipaksa untuk mengerjakan (mengimplementasikan) perangkat lunak yang spesifikasinya tidak lengkap, tidak konsisten, dan menyesatkan akan mengalami kebingungan dan frustasi dan hasilnya adalah implementasi yang tidak menentu. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak merupakan cara untuk mengarahkan ke pembanguna perangkat lunak yang berhasil dengan baik.

Tujuan tahap analisis adalah:
1.    Menjabarkan kebutuhan pemakai
2.    Meletakkan dasar-dasar untuk proses perancangan PL
3.  Mendefinisikan semua kebutuhan pemakai sesuai dengan lingkup kontrak yang disepakati kedua belah pihak.

Aktivitas yang dilakukan:
1.     Pendefinisian lingkup perangkat lunak
2.     Identifikasi dan pengumpulan kebutuhan perangkat lunak
3.     Pemodelan data
4.     Pemodelan fungsional
5.     Pemodelan status/kelakuan

  Pendefinisian Lingkup Perangkat Lunak
Pendifinisian lingkup perangkat lunak adalah aktifitas penyelidikan awal untuk menentukan rincian perangkat lunak yang akan dibangun, lingkungan luar tempat dimana sistem yang akan dibangun digunakan. Kegiatan pada tahap ini lebih kearah Memanajemen kegiatan pembangunan perangkat lunak. Lebih lanjut akan dipelajari pada matakuliah MPPL (Manajemen Proyek Perangkat Lunak) atau pada matakuliah PSPL (Pengembangan Sistem Perangkat Lunak)

 Identifikasi dan Pengumpulan Kebutuhan Perangkat Lunak
Identifikasi dan pengumpulan kebutuhan perangkat lunak adalah aktifitas untuk mencari, mengidentifikasi, mengumpulkan, dan menentukan kebutuhan dari perangkat lunak yang akan dibangun dengan cara melakukan komunikasi dengan pengguna atau customer. Lebih lanjut akan dipelajari pada matakuliah MPPL (Manajemen Proyek Perangkat Lunak) / PSPL (Pengembangan Sistem Perangkat Lunak).


 Pemodelan Data
Pemodelan data befungsi untuk mendeskripsikan data yang terlibat dalam perangkat lunak. Secara struktural pemodelan data ini dapat digambarkan sebagai berikut:

 Struktur Pemodelan Analisis

Piranti yang digunakan untuk menjelaskan pemodelan data yaitu:
1.   ERD (Entity Relationship Diagram): Merupakan diagram yang menyatakan keterhubungan antar objek data
2.   DOD (Data Object Description): Merupakan deskripsi atribut dari setiap objek data.

3.   Kamus Data (Data Dictionary): Deskripsi semua objek data yang dibutuhkan maupun yang dihasilkan oleh perangkat lunak.

1. ERD (Entity Relationship Diagram)
      Diagram Relasi Entitas (ERD-Entity Relationship Diagram) adalah suatu diagram yang menggambarkan relasi atau hubungan antar objek. Relasi antar objek dihubungkan dengan garis, ada banyak relasi, diantaranya adalah hubungan satu ke banyak (one to many relationship) dan hubungan dari satu ke satu (one to one relationship). Diagram tersebut dinyatakan dalam simbol-simbol atau menggunakan notasi-notasi yang dapat dilihat pada tabel berikut:


Contoh:

Rincian pada gambar diatas terdapat sebagai berikut:
1.    Entitas Mahasiswa: Atribut (NRP, NamaMHS, JKelamin)
2.    Entitas Matakuliah: Atribut (KodeMK, NamaMK, SKS)
3.    Relasi Meminjam: Atribut (NRP, KodeMK, Nilai)
4.    Kardinalitas 1/n: Seorang mahasiswa dapat mengambil 1 atau lebih matakuliah.

     Penggambaran Atribut pada ER Diagram dapat dihilangkan, dengan memberikan keterangan tambahan berupa paparan atribut pada setiap entitas dan relasi yang muncul.

1.   DOD (Data Object Description)
     Deskripsi Objek Data (DOD-Data Object Description) merupakan bagian dari ERD (Entity Relational Diagram) yang telah dirancang. DOD menyimpan keterangan semua atribut entitas dan relasi yang muncul pada tahap perancangan ERD. DOD dapat direpresentasikan dalam bentuk tabel.
Contoh: 

3. Data Dictionary
    Menyimpan semua objek data yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh perangkat lunak. Biasanya pembuatan kamus data dilakukan setelah Pemodelan fungsional dan pemodelan status dan kelakuan selesai dibuat.

Pemodelan Fungsional
Pemodelan Fungsional adalah Mendeskripsikan seluruh fungsi yang terlibat di dalam perangkat lunak.

Piranti yang digunakan pada pemodelan fungsional adalah:
1. Context Diagram, Merepresentasikan sistem sebagai sebuah black box terhadap lingkungan sekitar yang berhubungan dengan sistem tersebut.
2.   DFD (Data Flow Diagram), Menggambarkan bagaimana data ditransformasikan dalam perangkat lunak serta menggambarkan fungsi-fungsi yang mentransformasikan data.
3.  Process Specification, Merupakan deskripsi detil dari fungsi elementer (fungsi yang tidak dapat didekomposisi lagi dalam DFD).

Informasi (data) bergerak mengalir dalam perangkat lunak. Informasi atau data tersebut
dapat mengalami transformasi di dalam perangkat lunak. Data Flow Diagram adalah
representasi grafis yang menggambarkan aliran dan transformasi informasi/data dari
input ke output.

  •      Context Diagram 
     Diagram Konteks digunakan untuk membatasi sistem penyampaian informasi yang akan dirancang dan menunjukan interaksi sistem dengan komponen luar. Diagram tersebut dinyatakan dalam simbol-simbol pada DFD.
Ada beberapa batasan yang harus diperhatikan dalam membuat dan merepresentasikan diagram konteks, yaitu:
1.  Entity tidak dapat berhubungan (bertukar data) langsung dengan data store, harus melalui suatu proses.

2.     Antar data store tidak boleh bertukar data, harus melaui proses.
3.     Data store harus ada yang mengisi dan yang memanfaatkan. Tidak boleh hanya diisi saja atau dimanfaatkan saja, harus ada proses yang mengisi dan memanfaatkannya.

  •       Data Flow Diagram
     Diagram Alir Data atau DFD (Data Flow Diagram) merupakan penjelasan rinci dari Diagram Konteks yang menggambarkan bagaimana proses aliran data terjadi dalam sistem Online Buku Elektronik. Data Flow Diagram menjelaskan tentang aliran data masuk, data keluar dan proses penyuntingan file yang digunakan. Diagram tersebut dinyatakan dalam simbol-simbol atau menggunakan notasi-notasi yang dapat dilihat pada tabel Simbol. Penjelasan DFD terdiri dari level-level, masing-masing level menjelaskan level sebelumnya.


  •       Process Specification
   Spesifikasi Proses atau Process Specification termasuk dalam SRS (Software Requirements Specification) merupakan deskripsi detil dan lengkap dari fungsi elementer. Fungsi Elementer adalah fungsi-fungsi atau proses-proses yang tidak dapat didekomposisi lagi dalam Diagram Alir Data atau DFD (Data Flow Diagram).




Pemodelan Status/ Kelakuan
Pemodelan Status / Kelakuan adalah tahapan analsis untuk mendeskripsikan status sistem yang dapat muncul ketika perangkat lunak digunakan. Contoh mengenai pemodelan status kelakuan dapat dilihat pada subjudul Studi Kasus.

  •       Tahap Perancangan / Design
Tahap desain merupakan tahap rekayasa yang merepresentasikan perangkat lunak yang akan dibangun. Desain dapat digunakan untuk menelusuri dan mengecek kebutuhan customer dan sekaligus dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai kualitas perangkat luak.



Bila kita pernah mendengar cetak biru dari sebuah gedung yang dapat digunakan sebagai dasar pembangunan gedung, pedoman penelusuran sesuatu bila dibutuhkan nanti, dan pedoman untuk melakukan perbaikan dan renovasi, maka begitu pula dengan perangkat lunak. Perangkat lunak lebih komplek dari sebuah rumah besar. Maka dari itu, perangkat lunak juga dan bahkan sangat membutuhkan cetak biru bangunan perangkat lunak, yaitu  desain atau perancangan.

Fungsi tahap perancangan perangkat lunak adalah:
1.      Pengembangan spesifikasi perangkat lunak
2.     Penjabaran bagaimana PL dapat berfungsi
3.     Penjabaran bagaimana spesifikasi perangkat lunak dapat diimplementasikan
Selama proses perancangan, kualitas perancangan selalu dipantau melalui ‘Review Teknis Formal’ dan dibahas bersama antara customer dan pengembang.



Menurut McGlaughlin, petuntuk untuk evaluasi kualitas perancangan yaitu sebagai berikut:
1. Perancanan harus mengimplementasikan semua kebutuhan perangkat lunak yang disebut eksplisit dalam SRS (software requirements specifications), sekaligus mengakomodasi semua kebutuhan implisit dari SRS.
2.  Harus readabel (mudah dibaca dan dipahami) oleh programmer, tester, dan pelaku perawatan perangkat lunak.
3.  Harus menyediakan gambaran lengkap perangkat lunak, meliputi model data, fungsi, dan kelakuan perangkat lunak dari sudut pandang implementasi.

Adapun prinsip-prinsip perancangan perangkat lunak adalah:
1.      Mempertimbangkan beberapa alternatif model solusi
2.     Traceable (dapat dicek dan dirunut) terhadap model analisis
3.     Mempertimbangkan dan menghasilkan komponen yang dapat digunakan ulang (reusable).
4.     Meminimasi kesenjangan antara perangkat lunak dengan kondisi nyata.
5.     Memperlihatkan keseragaman perancangan.
6.     Memperlihatkan integerasi.
7.     Mengakomodasi perubahan.
8.     Mengakomodasi kondisi-kondisi insedental yang mingkin muncul.
9.     Abstraksi yang lebih detil dari analisis, tetapi lebih tinggi (general) dari coding.
10.   Dapat terukur kualitasnya.
11.    Harus di-review untuk meminimasi kesalahan semantik.


Tahapan perancangan (desain) yaitu:
1.      Perancangan Data
2.     Perancangan Arsitektur
3.     Perancangan Antarmuka
4.     Perancangan Prosedur

Dengan melakukan tahapan-tahapan tersebut, akan dihasilkan dokumen perancangan (Software Design Document = SDD), yang berisi:
1.      Ruang lingkup
2.     Prancangan data
3.     Perancangan Arsitektur
4.     Perancangan antarmuka
5.     Perancangan prosedur
6.     Kebutuhan lain
7.     Persiapan pengujian
8.     Catatan khusus

Hubungan tahap Analisis dengan tahapan Perancangan menggunakan Metode Terstruktur dapat digambarkan sebagai berikut:

1.   Perancangan Data
    Perancangan data mentransformasikan model domain informasi yang dibangun dalam tahap analisis ke dalam struktur data yang akan dibutuhkan dalam implementasi (coding) perangkat lunak. 
    Objek data dan relasi yang didefinisikan dalam ER diagram serta detil data yang dijabarkan di dalam kamus data merupakan basis pengembangan perancangan data ini.

Dalam perancangan data, yang dilakukan adalah:
1. Pemilihan representasi lojik dari objek data yang ditemukan pada proses analisis
2. Perbaikan (refinement) terhadap kamus data menjadi:
-  struktur data tertentu (array, list, dll.)
-  struktur file tertentu
-  basisdata lengkap dengan fieldnya


Petunjuk teknis perancangan data:
1.    Menerapkan prinsip-prinsip analisis sistematis (pada tahap analisis)
2.   Mengidentifikasikan semua struktur data dan prosedur yang akan digunakan dalam pengaksesan data tersebut.
3.     Me-refine isi kamus data (data dictionary). 
4.  Menunda perancangan data yang “low level” sampai di akhir proses perancangan.
5.     Merepresentasikan struktur data sedemikian rupa sehingga hanya modul yang  menggunakan data tersebut yang dapat mengaksesnya.
6.     Membangun pustaka untuk struktur data dan prosedur yang sering digunakan.

Hasil perancangan data adalah:
1.      Struktur data yang siap diprogram
2.     Struktur basis data yang siap dibuat oleh pemrogram
3.     Prosedur atau operasi untuk pengaksesan data yang telah siap diprogram.


2.   Perancangan Arsitektur
           Perancangan Arsitektur merepresentasikan struktur data dan komponen program yang dibutuhkan untuk membangun sistem yang berbasis komponen.
Ketika kita berbicara tentang cetak biru sebuah bangunan, bangunan juga memiliki sebuah struktur arsitektur. Struktur arsitektur bangunan merepresentasikan cara mengintagrasikan komponen-komponen yang ada sehingga menjadi kesatuan yang kokoh. Struktur bangunan juga mempertimbangkan interaksinya dengan lingkungan sekitar. Struktur ini memudahkan pembangun untuk mengaplikasikan kebutuhan customer sehingga memenuhi keinginannya.
Begitu pula dengan perangkat lunak. Representasi struktur arsitektur perangkat lunak ini dapat mempermudah pengembang untuk:
1.      Menganalisa efektivitas desain dalam memenuhi kebutuhan perangkat lunak yang telah ditentukan dalam tahap analisis
2.     Mempertimbangkan alternatif perubahan pada desain kebutuhan perangkat lunak. Dengan melihat struktur perangkat lunak dapat diketahui di modul apa yang perlu dilakukan modifikasi, dan modifikasi tersebut akan berpengaruh pada modul apa.
3.       Meminimasi resiko pengembangan perangkat lunak.


Tujuan utama perancangan arsitektur adalah:
1.      Membangun struktur program yang modular.
2.   Merepresentasikan hubungan antar modul. (modul adalah kumpulan fungsional kebutuhan perangkat lunak yang relatif independent terhadap kumpulan fungsional kebutuhan perangkat lunak yang lain. Contoh, dalam stugi kasus membuat sistem Sistem Perpustakaan SMK TIKOM IBNU SIENA terdapat modul untuk menangani operasi dan transaksi terhadap buku, terdapat modul untuk menangani operasi dan transaksi terhadap anggota, dsb).
3.     Memadukan struktur program dan struktur data.
4.   Mendefinisikan antarmuka yang memungkinkan data dapat mengalir pada seluruh program.

Proses yang dilakukan yaitu mengubah aliran informasi (yang direpresentasikan dengan DFD) menjadi struktur perangkat lunak. Langkahnya:
1.  Menentukan jenis aliran informasi (dalam sebuah perangkat lunak aliran transformasional dan transaksional dapat digunakan bersama-sama)
2.      Menentukan batas aliran informasi
3.      Pemetaan DFD ke struktur program

Jenis Aliran informasi:
1.      Aliran Transformasional


Ciri-ciri jenis aliran Transformasional:
1.   Ada input dari entitas eksternal, lalu diproses dalam sistem, kemudian sistem menghasilkan output kembali ke entitas eksternal.
2.     Dilakukan secara berurutan (sequensial)


 Langkah pemetaan untuk jenis aliran Transformasional:
1.     Kaji ulang model sistem dasarnya
2.     Kaji ulang dan perhalus DFD-nya
3.     Tentukan apakah DFD memiliki jenis aliran transaksional
4.     Isolasi pusat transaksi dengan menentukan batas aliran incoming dan outgoing.
5.     Lakukan faktorisasi
6.     Perhalus struktur program

2.     Aliran Transaksional


Ciri-ciri jenis aliran Transaksional:
1.     Terdapat input atau transaksi yang dapat memicu jalur aliran data yang lain.
2.     Aliran data merupakan transaksi pemilihan jalur aksi informasi.

Langkah pemetaan untuk jenis aliran Transaksional:
1.     Kaji ulang model sistem dasarnya
2.     Kaji ulang dan perhalus DFD-nya
3.     Tentukan pusat transaksi dan jenis aliran di sepanjang setiap jalur aksi.
4.     Lakukan faktorisasi
5.     Perhalus struktur program

3.   Perancangan Antarmuka
Fokus perancangan antarmuka:
1.     Antarmuka antar modul-modul perangkat lunak
2.     Antarmuka antara perangkat lunak dengan sumber informasi selain manusia
3.     Antarmuka dengan pengguna (manusia)

Jenis antarmuka yang diperlukan:
1.     Antarmuka untuk input parameter proses -> layar.
2.     Antarmuka untuk output proses -> layar
3.     Antarmuka untuk input data -> layar maupun parameter passing
4.     Antarmuka untuk output data -> layar maupun parameter passing
5.     Antarmuka untuk pesan-pesan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang antarmuka di layar: (MK IMK)
1.     Harus konsisten (warna, font, bahasa, layout, dsb).
2.     Memberikan umpan balik ke pengguna.
3.     Meminta verifikasi untuk semua aksi destruktif penting
4.     Memungkinkan aksi reversal (balikan)
5.     Mengurangi jumlah informasi yang harus diingat antar aksi.
6.     Efisiensi dialog, gerak, dan pikiran pengguna.
7.   Mengelompokkan aktivitas berdasarkan fungsi dan mengatur layar sesuai dengan pengelompokan tersebut.
8.     Sediakan bantuan (help) yang mudah navigasinya dan bila memungkinkan help yang sensitive terhadap konteks pengguna meminta bantuan.
9.   Perhatikan representasi data, sesuaikan dengan fungsi pengguna. Contoh pengguna level manajerial lebih membutuhkan diagram/grafik daripada detil data dalam tabel.
10.   Pesan kesalahan harus spesifik dan berarti, beri saran juga.
11.   Minimalisasi jumlah aksi masukan yang diperlukan.
12.   Sesuaikan dengan kebiasaan/kebutuhan user, misalnya:
-          clerk-keyboard, manajer-mouse
-          clerk-input, pembuat keputusan – update/delete

Perancangan antarmuka dapat dilakukan dengan:
1.        Manual pada kertas
2.  Dengan memanfaatkan CASE Tools (contoh AppModeller pada PowerDesigner).

Hasil perancangan antarmuka:
1.     Definisi antarmuka modul yang siap untuk diprogram.
2.     Definisi/format rancangan layar yang siap diimplementasikan

4.   Perancangan Prosedur
      Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam proses perancangan. Pada tahap ini dibangun algoritma (pseudo-code, program design language) yang siap diprogram dengan mengacu pada:
1.  Struktur data yang dibuat pada perancangan data
2.  Struktur modul dan kendali perangkat lunak yang dibangun pada saat merancang struktur arsitektur perangkat lunak.
3.  Struktur dan perancangan menu atau format tampilan layar yang diperoleh pada parancangan antarmuka.

  •       Tahap Implementasi
           Tahapan Implementasi adalah tahapan dalam rekayasa perangkat lunak yang dilakukan setelah tahapan Analisis dan Perancangan telah sempurna, dalam artian sudah selesai dan telah siap untuk dibuat dalam sebuah sistem. Dalam tahapan implementasi, bagian terpenting yang perlu diperhatikan adalah: Pengujian (Testing), Konversi, Instalasi dan Pelatihan.

1.   Pengujian
     Testing adalah proses mengeksekusi keseluruhan program atau sistem secara intensif dengan maksud mencari kesalahan-kesalahan. Testing dilakukan tidak hanya untuk mendapatkan program yang benar, namun juga memastikan bahwa program tersebut bebas dari segala kesalahan-kesalahan dalam berbagai kondisi. Tahapan ini akan terpengaruh oleh tahapan Coding atau pembuatan program, jika pada saat pengkodean dilakukan dengan baik, maka waktu yang digunakan untuk testing juga semakin sedikit.

      Kategori pengujian pada perangkat lunak meliputi:
1.     Functional, pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa sistem dapat menjalankan fungsi secara normal. Dilakukan dengan cara memberikan input terhadap sistem dan meneliti output yang dihasilkan.
2.     Recovery, pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa sistem dapat melakukan recovery terhadap berbagai jenis kesalahan atau kegagalan. Dilakukan dengan cara mensimulasikan berbagai kesalahan atau kegagalan, seperti kegagalan listrik, sistem operasi dan lainnya.
3.     Performance, pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa sistem dapat memenuhi persyaratan kinerja yang sesuai.

Menurut Myers, jenis program testing dapat dibedakan menjadi:
1.     Module Test, test permodul dalam lingkungan yang tertutup
2.     Integration Test, verifikasi antarmuka modul dan bagian sistem
3.     External Function Test, verifikasi fungsi-fungsi eksternal
4.    System Test, verifikasi dan valdasi kerja sistem dalam lingkungan yang dibuat secara khusus
5.     Acceptance Test, validasi sistem dan persyaratan pengguna
6.     Instalation Test, untuk mencari kesalahan yang dibuat pada proses instalasi
7.   Simulation Test, mencoba meniru keadaan pada lingkungan tempat sistem tersebut akan dijalankan
8.  Field Test, dilakukan pada lingkungan pemakaian pada kondisi yang sebenarnya.

2.   Konversi
    Konversi adalah suatu perubahan yang dapat meliputi berbagai hal, misalnya konversi program/sistem dan konversi data. Ada bebeapa hal yang perlu diperhatikan dalam konversi data dan konversi program yaitu:
1.     Konversi Data
                        i.    Dalam konversi data ada perubahan dari sistem lama ke sistem baru
                ii.    Perlu diingat bahwa data dalam sistem yang lama masih mungkin mengandung kesalahan
                        iii.    Harus berhati-hati dengan adanya perubahan domain data pada sistem yang baru, misalnya: perubahan sistem pengkodean, perubahan range.
                    iv.    Pada umumnya ditempuh dengan cara membuat suatu program atau sistem khusus untuk keperluan konversi, akan tetapi pada banyak kasus tetap harus dibantu justifikasi oleh manusia.
2.     Konversi Program
a.     Konversi jarang sekali dilakukan kecuali dalam situasi yang khusus.
b.     Biasanya dengan alasan (biaya dan sistem masih baik) bahwa ada bagian dari sistem lama yang harus diintegrasikan dengan atau ke sistem yang baru. Bagian-bagian yang bersangkutan tidak dirancang kembali.
c.   Diperlukan semacam justifikasi tingkat kesulitan konversi. Ada bentuk konversi yang agak ringan, misalnya pemindahan jenis sistem operasi.

3.   Instalasi
     Instalasi merupakan proses implementasi yang sangat penting karena sistem siap dicoba kedalam lingkungan yang baru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1.      Mempersiapkan Sistem Penunjang, komponen yang terlibat adalah:
a.     Bangunan/gedung/ruangan
b.     Sistem tenaga listrik
c.     Sistem telekomunikasi (telepon, radio, satelit)
d.     Sistem kondisi lingkungan (ac)
e.     Sistem keselamatan kerja dan keamanan fisik (petir, banjir, kebakaran)
2.     Mempersiapkan Hardware, hal yang harus diperhatikan adalah:
a.   Disusun suatu prosedur instalasi yang dilengkapi jenis test pada setiap kegiatan
b.     Harus ada Aceeptance Test yang disetujui oleh semua pihak yang terlibat
c.     Jika perlu dapat dipergunakan diagnostic software.
3.     Mempersiapkan Software, hal yang harus diperhatikan adalah:
a.    Sama dengan point a dan b dalam mempersiapkan hardware
b.    Perlu adanya pengukuran kinerja sistem secara keseluruhan(Benchmarking)

4.   Pelatihan

      Pelatihan adalah suatu usaha untuk memperkenalkan sistem yang baru ke klien atau suatu kelompok/organisasi. Dalam pelatihan ini perubahan-perubahan yang terjadi dalam sebuah sistem harus diketahui oleh orang yang akan menggunakan sistem tersebut.

0 comments:

Posting Komentar